Dua minggu lalu, dua anak saya sedang sakit. Menyusul ayahnya kurang enak badan.
Alhasil, saya punya
tiga pasien yang harus ditangani.
Mas Zafran (6) kena batuk grok-grok lagi. Saya curiga, dia kecentok makanan pemicu alergi lagi. Duh! Merawat anak alergi itu emang susah susah gampang. Beruntung, tidak sampai demam. Tapi tetap saya kasih obat batuk dan anti
alergi untuk meredakan batuknya.
Itupun, setelah pergi dan berkonsultasi ke dokter. Disaat pandemi seperti ini, gejala batuk pada anak sudah bikin saya senewen. Biar tenang, dan
daya tubuhnya normal kembali, saya bawa ke dokter.
Sedangkan Inara, batuk. Flu juga. Setelah 3 hari, menyusul demam.
Mau tak mau, saya beri obat penurun panas. Maklum, ini anak punya riwayat kejang demam.
Membuat anak mau minum obat, ternyata butuh usaha lebih. Saya
punya pengalaman menangani dua kasus
berbeda. Dua anak saya, memiliki kemampuan mengkonsumsi obat dengan cara
berbeda.
Mas Zafran perlu usaha keras sebelum akhirnya dia mau minum obat tanpa drama. Sedangkan Inara, (2) cukup mudah menenggak obat. Dia ‘terbiasa’
melihat masnya minum obat dengan damai.
Nah, ini yang saya lakukan pada dua anak saya dalam rangka memberikan obat saat sakit. Sebelumnya,
saya mau disclaimer dulu. Perlu diketahui, saya bukan dokter. Atau punya pengalaman di bidang kesehatan. Ini murni pengalaman saya selama
kurang lebih 6 tahun dengan dua anak.
Ceck this out!
1. Sounding
Ini menjadi cara ideal bagi para ibu untuk mengajarkan anak
meminum obat. Memberikan penjelasan bahwa sakit itu sama sekali gak enak. Tidak bisa
main, gak boleh makan es krim atau permen, tak bisa jalan-jalan.
Cara ini membutuhkan waktu. Tapi, hasilnya bisa lebih lama. Artinya, anak akan paham bahwa obat diperlukan saat sakit biar bisa sembuh. Agar
bisa bermain kembali atau pergi ke sekolah.
2. Berikan Contoh
Barangkali ini alasan kenapa Inara, anak kedua saya, lebih mudah
minum obat daripada
masnya. Dia terbiasa melihat masnya minum obat tanpa drama. Jika waktunya minum obat,
langsung saja diminum.
Ini dulu yang juga saya lakukan saat mas Zafra masih kecil.
Saat saya sakit dan harus minum obat, atau vitamin, saya selalu memperlihatkan ke anak.
“Ibu lagi sakit, dan harus minum obat suaya sembuh”
“Pahit
buk?”
“Iya, ada yang pahit tapi
biar cepat
sembuh. Biar bisa main-main lagi”
Saya terbiasa memberikan pengertian pada anak. Berkata jujur. Kalau pahit ya bilang pahit. Tapi jelaskan juga konsekuensinya apa yang terjadi setelah kita minum
obat.
3. Tambahkan Rasa
Bisa gula atau sirup khusus untuk tambahan obat. Biasanya obat dalam
bentuk puyer
rasanya pahit.
Bisa ditambahkan gula atau sirplus. Sirup khusus sebagai tambahan saat minum obat.
4. Berikan Reward Tambahan
Jika telah selesai meminum obat, berikan reward seerti
memberikan bintang pada jadwal minum obat. Ini akan membuat anak bersemangat untuk minum
obat.
Atau, dalam keadaan ‘terdesak’. Berikan imbalan seerti es
krim atau permen.
Setelah anak mau minum obat tanpa drama. Kenapa saya bilang ‘terdesak’?. Karena saya menghindari hal ini. Takutnya, nanti anak akan melakukan
hal yang sama dalam kasus lain. Seperti misalnya “aku mau bereskan mainan kalau dikasih es krim”. Ah barangkali itu
cuma ketakutan berlebihan saya saja. hehehe.
5. Tipu Lidahnya
Jika tidak ada sirup tambahan untuk obat pahit, saya biasanya memberikan permen sesaat setelah si anak minum
obat. Atau sebaliknya. Berikan sesendok coklat sebelum minum obat. Lalu, segera
berikan obat. Cara ini mampu ‘mengecoh’ rasa pahit dari obat. Paling tidak mengurangi kadar pahitnya.
6. Tekan Lidah
Cara ini saya lakukan saat mas Zafran masih bayi. Saat itu,
dia demam sudah lebih dari 3 hari. dokter memberi obat sirup penurun panas. Meskipun rasanya manis, tapi untuk usia 6 bulan, rasa obat masih
asing di lidah anak.
Jadi, cara paling mudah untuk memasukkan obat adalah dengan memaksa obat
masuk. Pangku anak, posisikan setengah duduk. Tekan lidahnya, lalu masukkan obat. Agak
di tidurkan sekejab untuk memudahkan obat masuk. Tiup keningnya, agak lembut. Glek! Setelah
obat masuk, dudukkan. Tepuk halus punggungnya.
Hati-hati, cara ini menurut saya harus punya keberanian yang cukup. Karena kalau ragu-ragu, bisa jadi
anak akan tersedak. Pastikan ibu menekan lidah dengan sempurna. Anak harus dalam posisi duduk.
7. Pakai Pipet
Sebenarnya ini hamir sama dengan cara di atas. Bedanya, tanpa menekan lidah. Memosisikan obat
berada di pangkal
tenggorokan. Agar mudah ditelan. Pastikan anak dalam kondisi duduk. Agar tidak tersedak.
8. Ajarkan Anak Untuk Menenggak
Pil
Untuk obat berbentuk tablet atau kapsul keras, saya biasanya membaginya
jadi serpihan
kecil. Atau membuatnya jadi bubuk untuk dicampur dengan air. Tapi, jika anak sudah besar, kira-kira usia
5 tahun, ajari menenggak pil. Caranya bisa juga dengan latihan menelan permen kecil dengan air. Atau pisang, atau makanan lembek lainya.
Cara ini bisa memudahkan orang tua untuk segera meminum obat
dalam bentuk tablet atau kapsul keras jika diperlukan. Jika obat berbentuk kapsul lunak, bisa dengan bantuan air
minum.
9. Jika Semua Cara
Gagal
Cari bantuan. Biasanya, anak mau minum obat selain dari
ibunya. Bisa dengan nenek atau ayahnya. Inara, kadang mencari ayahnya hanya
untuk minum obat. Padahal, obat dan cara minumnya juga sama. Entahlah, barangkali dia butuh
‘sosok’ lain untuk sekedar minum obat.
Meminta anak untuk mau minum obat, kadang memang membuat frustasi.
Anak pertama saya, Zafran, sudah kenyang dengan
obat-obatan. Karena dia terlahir dengan hipospadia. Sejak kecil, sering sakit.
Alhasil, banyak cara dicoba agar bisa minum obat tanpa drama. Sebelum akhirnya menemukan cara yang pas.
Semakin besar, anak-anak mulai ‘terbiasa’ minum obat. Tapi, sembari menunggu mereka paham apa manfaat minum obat, saya musti
ekstra sabar.
Trial and eror dengan cara-cara di
atas.
Barangkali, tidak semua anak
punya penanganan yang sama saat minum obat. Anak-anak itu unik. Saya yakin,
ribuan anak di luar sana punya treatment
khusus. Spesial di tiap anak.
Ah, sudah cukup ya nak minum obatnya, sehat selalu. Luv u J
Nah, itu tadi pengalaman saya memberikan obat untuk anak-anak saat sakit.
Kalau kamu bu pakai
cara yang mana? Sharing dong…
Kalau puyer aku juga tambahkan gula. Biasanya dokter bilang kalau obatnya pahit banget, jadi boleh ditambahkan yang manis-manis. Pernah aku icipin juga puyernya, biar tahu seberapa pahit. Berbagai cara deh biar anak mau minum obat ya.
BalasHapusiya, biasanya dokter kasih resep tambahan. seperti sirplus, sirup manis biar obatnya gak berasa pahit :-)
Hapusingat lagi anak2 kecil, sampai dicekokin, dan anak keduaku sampai sekarang kalau minum obat dikunyah walau pahit
BalasHapusiya dicekokin ya mbak dulu. lidahnya ditekan gitu trus glek! masuk, trus nangis hehehe...
Hapus