Selamat datang libur panjang
akhir tahun J
sudah ada rencana kemana nih buibu buat liburan? Atau mau dirumah saja?!
Gegoleran sama anak-anak sambil nonton youtube?! Hehehe…
Sepertinya, liburan dan gadget itu
susah dipisahkan ya. Meskipun saya stay at home mom, gadget bukan hal baru buat
anak-anak. Toh liburan sekolah selama 2 minggu ini kan gak dihabiskan di tempat
liburan semua kan?! Lagian liburan panjang begini yang libur panjang kan cuma
anak-anak. Ayahnya masih kerja sampai akhir tahun.
Ini sebenarnya yang menjadi problema
buibu jaman sekarang. Tak bisa dipungkiri, untuk menghilangkan gadget sama
sekali dirumah menurut saya tidak mungkin. Bayangkan saja, Saya, yang juga
berjualan online shop, tiap kali juga pegang gadget untuk menjawab pesanan atau
promo produk. Saat telepon dengan ayah atau utinya, juga pakai gadget. Kalau di
rumah, kadang, ayahnya main game juga pakai gadget.
Mau lihat tutorial DIY mainan
kardus juga pakai gawai. Buka youtube. Bahkan saat saya ingin menjawab
pertanyaan ‘sulit’ mas Zafran, buka mesin pencari dulu. Jadi, gadget memang
sudah menjadi pemandangan sehari-hari di rumah.
Rencanannya,
liburan kali ini saya mau mendampingi screen time mereka lebih serius. Emang
biasanya gak?. Gak, hehehe… kenapa begitu?
Begini
ceritanya..
Beberapa bulan lalu, saya
mengikuti ig tv dari @keluargakitaid. Topik yang diangkat pas banget dengan
kegalauan ibu-ibu masa kini. Yaitu tentang pengasuhan di era digital. 4 alasan
tidak melarang anak main gadget. Wew!
Pembicaranya adalah Mbak Najela Shihab.
Beliau ini adalah founder dari Rumah Main Cikal, penulis berbagai buku tentang
pendidikan keluarga dan anak, serta aktif dalam kegiatan sosial khususnya
tentang pendidikan anak. Sedangkan bintang tamunya, Sogi Indra Dhuaja. Seorang
komedian dan juga bapak dari dua orang anak.
Ternyata, mas Sogi ini juga punya
kekhawatiran yang sama dengan buibu diluaran sana. Tentang peggunaan gadget pada
anak.
“Bener gak sih mbak Ela, gadget
pada anak itu bener-bener negatif banget efeknya?” tanya mas Sogi.
Biasanya, kekhawatiran yang muncul
terkait gadget ini seperti, anak jadi anti sosial, susah fokus, atau bahkan
berpengaruh di kesehatan karena tidak banyak aktifitas fisik saat anak bermain
gadget.
Padahal, menurut mbak Najela, dunia
digital itu gak menakutkan sama sekali. Justru yang membuat khawatir adalah
ketika anak tidak dipersiapkan untuk menghadapinya. Anak-anak tidak berdaya di
dunia digital. Karena dunia digital itu sendiri sudah ada. Bahkan, sudah
menjadi bagian dari kehidupan sehari hari. Jadi, menghindarinya, sepertinya
tidak mungkin. Dan kita musti yakin jika anak punya kemampuanya.
“Yang kita lakukan sebenarnya
sama, seperti mengajari anak menyeberang jalan, naik sepeda dll” kata mbak Najela.
Biasanya, orang tua hanya fokus
pada aturan screen time, apa yang
boleh ditoton, apa yang gak boleh dilihat. Ini penting juga. Dan memang harus
disampaikan kepada anak-anak. Tapi, itu saja ternyata tidak cukup. Karena dalam
melakukan apapun dalam pengasuhan, butuh tujuan. Jadi bukan hanya do dan do not saja. Tapi tujuan kita sama anak untuk menumbuhkan apasih di
dunia digital ini?
Jadi, lanjut mbak Ela, interaksi
orang tua dan anak tentang gadget ini gak melulu tentang jangan begini dan
begitu. Tapi bisa memanfaatkan gadget untuk tujuan yang positif. Karena hampir
separuh kehidupan sekarang itu ada di dunia maya. Bisa dibayangkan 10 atau 20
tahun lagi, pasti kemampuan anak untuk survive
akan lebih canggih lagi.
Nah, apa saja manfaat yang bisa
di dapat dan diajarkan pada anak tentang dunia digital? Begini kata mbak Ela.
1. Kritis
Kemampuan kritis ini sangat
penting untuk anak saat ini. Banyaknya informasi, kemudahan akses, bisa
dijadikan bahan pembelajaran yang baik. Karena mereka tumbuh dan berkembang di
dunia digital.
Misalnya, Kritis saat menghadapi
informasi. Dilatih membedakan mana informasi yang dia butuh, mana yang hoax. Mana
informasi yang berasal dari sumber terpercaya, mana informasi yang ditulis oleh
sembarang orang.
Kapan bisa mengajarkan ini? pada
saat menggunakan mesin pencari, saat menerima pesan dari media sosial, dll.
2. Komitmen pada Keamanan
Kata mbak Ela, sedikit sekali
orang tua yang mengajarkan bagaimana mengatur notifikasi. Padahal ada
batas-batas privasi saat bermain media sosial.
Nah, yang masih sering kelepasan
adalah menghargai privasi anak. Hayo, siapa disini yang ijin dulu sama anak
kalau mau posting fotonya? Hehehe… saya kadang-kadang saja. duh!
Selain itu, kita juga bisa
mengajarkan tentang etika, kapan harus menyebutkan sumber kalau kita misalnya
melihat gambar yang menarik untuk diunggah.
3. Melatih Kolaborasi
Dengan siapa? Menurut mbak Ela, dengan
sebanyak dan seberagam mungkin orang. Seperti jika anak ingin belajar tentang
sesuatu yang spesifik, maka bisa mencari ahli atau guru di media sosial. Tentu
dengan tidak melupakan poin pertama dan kedua.
Anak juga bisa bekerja sama
dengan orang baru di sosial media. Ikut kegiatan atau projek tertentu. Hal ini
sangat susah dilakukan orang jaman dulu. Gak tahu jalannya, atau caranya
seperti apa.
Nah, kemampuan berkolaborasi ini,
sangat penting ditanamkan di era digital seperti saat ini. Kata mbak Ela, agar
anak tidak hanya berada di lingkungan itu itu saja. Pergaulan di dunia maya
sangat luas. Ini bisa dimanfaatkan untuk berkolaborasi dengan beragam orang.
Sesuai dengan bakat dan minat yang diinginkan anak.
Kolaborasi ini juga bisa
dilakukan untuk membantu banyak orang. Misalnya, crowdfunding. Melalui banyak situs penyedia jasa untuk berdonasi. Ingin
menyumbang di lokasi yang jauh. Semuanya menjadi sangat mungkin dilakukan di
era digital.
4. Menumbuhkan Kreatifitas
Kalau yang ini banyak sekali
contohnya. Misalnya, tahu cara main lego, belajar bahasa inggris, tahu sejarah,
tutorial mainan kardus dll. Bisa dikases via youtube. Atau bikin review tentang
mainan, buat blog.
Nah, ini biasanya yang saya
lakukan dengan si Sulung. Membuat mainan kardus. Cerita seru dibaliknya ada
disini.
mianan peraga petir dari kardus |
Nah, setelah anak diajari dan
dicontohkan untuk melakukan keempat hal diatas, selanjutnya, tinggal berkreasi.
Jadi, anak tidak hanya mengkonsumsi informasi yang ada. tapi juga berkreasi
dengan apa yang sudah didapat. Wow, keren sekali bukan.
Bayangkan saja, anak yang kritis,
punya komitmen pada keamanan, mampu berkolaborasi dan kreatif, akan siap untuk
menghadapi tantangan kedepan. Harapannya, mampu menghasilkan karya dan
bermanfaat bagi banyak orang.
Gimana nih buibu, mau ngapain
liburan kali ini? masih anti sama gadget buat anak?
Menurut saya, yang paling penting
dalam dunia digital ini adalah kontrol. Tidak mungkin menghilangkan sama
sekali. Perkembangan teknologi makin pesat. So, kita musti punya self control
yang bagus. Baik untuk kita, juga anak-anak.
Ada yang punya pengalaman seru
dengan gadget? Sharing yuk….
Hai Mbak, liburan kali ini sepertinya kami bertiga hanya akan stay di rumah aja. Keuangan Mom sedang cekak, wkwkwk ...
BalasHapusAnak-anakku berusia 10 dan 8 tahun. Keduanya selama liburan ini mencoba membuat berbagai macam minuman seperti smoothies dan ice cream. Di pagi hari, mereka membuat cemilan dari olahan roti tawar. Intinya memanfaatkan bahan makanan semaksimal mungkin tanpa ada yang terbuang.
Mereka juga membantu aku bekerja di kantor yang ada di rumah ini. Digaji per aktivitas Rp 1000 kecuali kalau pergi belanja atau ke kantor pos, Rp 10 ribu karena lumayan jauh dan membawa beban bawaan.
Soal gadget, menurut aku tetap bisa positif kok karena justru dari sana putra sulungku bisa merawat ikan-ikannya sendiri termasuk saat ikannya terserang penyakit.
Sementara bungsu, rajin ngoprek barang bekas jadi hiasan ya karena ngintip lewat gagdget juga.
hi juga mbak melina. keren sekali keluarganya. anakku masih usia 6th n 20bln ini. meskipun dirumah banyak mainan dan buku, tapi masih pengen juga mainin gadget. selama penggunaan dan pendampingan gadget yang tepat bisa positif kok hasilnya.
HapusBetul, kalau gadget dijauhi banget. Efeknya nanti kasihan ke anaknya. Padahal di internet juga ada banyak hal yang positif. Anakku lagi banyak belajar main piano dari youtube, mba. Jadi kubiarkan saja dia mau oprek pianonya
BalasHapuswah... keren juga ini. anakku nontonnya masih random. upin ipin, baby bus. sama diy mainan kardus. semoga terus bisa berkembang nantinya ya... selamat hari libur... :-)
Hapus